Cara Atasi Anak Aktif Di Malam Hari
Written By hany rahman on Kamis, 16 Mei 2013 | 17.56
Info
Kesehatan -
Pengalaman menarik yang dialami pasangan di Inggris berikut ini
mungkin dapat dijadikan inspirasi bagi mereka khususnya orang tua
yang masih memiliki anak balita. Saat menginjak usia dua atau
tiga tahun, anak biasanya semakin aktif bergerak. Tak heran, banyak
orang tua mengeluh kurang istirahat karena harus menunggu atau
bermain dengan anaknya hingga larut malam.
Berkaca dari
kisah yang dialami pasangan Kathryn dan Ryan Taylor asal Sheffield,
Inggris, banyaknya mainan dan poster berwarna cerah di dalam kamar
ternyata dapat merangsang anak terus akktif dan membuatnya sulit
tidur. Menyingkirkan benda-benda tersebut dari dalam kamar mungkin
dapat membantu anak cepat tidur.
Kamar yang
di dalamnya tersedia aneka mainan dan poster ternyata memancing anak
untuk berimajinasi. Dalam imajinasi tersebut, anak mengumpamakan
diri sedang bermain. Mainan yang tersebar dalam kamar menjelma
menjadi sejumlah teman.
Kathryn dan
Ryan sempat menderita kurang tidur selama 2 tahun. Hal ini
diakibatkan sang buah hati kedua mereka Freddy Taylor yang ketika
itu berusia 3 tahun, kerap terbangun pada malam hari dan sibuk
bermain. Ketika bermain Freddy mengeluarkan suara keras yang tak
jarang membuat tetangganya terganggu.
Awalnya,
Kathryn dan Ryan mengaggap perbuatan anaknya adalah bagian dari
proses pertumbuhan. Sayangnya hal itu tidak terjadi, Freedy
meningkatkan jam mainnya menjadi lebih dari 2 jam. “Kami menyebut
kegiatan Freedy sebagai sleeping party, karena dia terlihat sangat
menikmati. Dia bahkan tidak terganggu ketika kami masuk,”kata
Kathryn.
Kebiasaan
Freedy membuat Kathryn dan Ryan tidak bisa tidur dan kerap
kelelahan. Freedy juga terlihat letih dan sering mengeluh mengantuk
di pagi hari. Freedy menjadi lebih rewel dan menyebabkan orangtuanya
kerap emosi.
Akhirnya
Kathryn dan Ryan memutuskan membawa buah hatinya ke klinik tidur.
“Kami disarankan untuk menyingkirkan mainan dan poster beraneka
warna. Kami juga menambah porsi makan malam Freedy,” kata Kathryn.
Kathryn dan
Ryan mengubah warna dinding kamar Freedy menjadi lebih "kalem"
dan mendekorasi ulang kamar mejadi lebih "tenang". Untuk
menu makan malam, Kathryn dan Ryan menambahkan pisang, selai kacang,
atau oat. Ketiga hidangan ini membantu otak melepaskan hormon
melatonin yang merangsang tidur.
Tips ini
terbukti meningkatkan jam tidur buah hatinya, terutama pada 2 malam
setelah menghadiri pre-school. Freedy tidak lagi terbangun di malam
hari. Yang lebih penting, Kathryn dan Ryan bisa tidur cukup untuk
memulai aktivitas bersama buah hatinya di pagi hari.
Vicki Dawson
pendiri The Children's Sleep Charity mengatakan, pendekatan perilaku
lebih diutamakan pada anak yang menderita kesulitan tidur. “Kalau
untuk obat, kami serahkan pada yang lebih ahli. Namun orangtua harus
mengimplementasikan semua saran yang kami beri,”ujarnya.
Viki
menyarankan orangtua tidak segan menata ulang kamar buah hatinya.
Mainan, poster, atau apa saj ayang berpotensi menarik perhatian
sebaiknya disingkirkan. Hal ini akan memancing otak anak berhenti
berimajinasi, sehingga mudahmerasa ngantuk.
“Metode
ini terbukti sukses. Sebanyak 59 persen anak yang kami tangani
berhasil mengatasi gangguan tidurnya. Sisanya tidak berhasil Karen
atidak mengimplementasikan saran dengan sempurna, atau ada gangguan
medis lain,” kata Vicki.
Sumber:
kompas.com